Senin, 11 April 2011

Rinduku tak mendendam

Adakah engkau disana sepertiku
Memasuki dunia hayalanku yang mencaci
Aku berhayal berduaan dengan mu
Dimana aku dapat tertawa bersamamu, menggenggam tanganmu
Wahai rinduku disana
Mengapa kau tak mengenaliku
Kau tak tahu apa yang ada di hatiku
Kau tak tahu jika aku memandingi wajah indahmu
Adakah engkau disana sepertiku
Yang tidak sadarkan diri akan cinta yang bersemi
Yang tak mampu mengucapkan kedalaman kerinduan
Saat berhadapan dengan mu
Aku yang terkurung di ruang kerinduan ku
Tak dapat berucap padamu, bahkan walau telah menyentuhmu
Setiap menatap matamu terasa menusuk ke jantung hati ku
Engkau rinduku, cinta terpendamku
Engkau rindu tak bertuanku.
.......


Dan bulan tersenyum di bawah ranting malam
Membawa hangatnya rindu pada sang bintang
Sepoi angin di kegelapan
Mengusik nyanyian sang malam

Tahukah dalam kelam bintang kesepian
Sendiri berteman awan
Sesekali ia tulis syair malam
Melantunkan nada rindu pada sang bulan

Pada malam ia mengadu
Pada pagi ia merayu
Adakah bulan masih tersenyum
Layaknya sang bayi lelap di pangkuan ibunya

Hanya rindu yang dapat terukir
Di baris cahaya kunang-kunang
malam gelap tanpamu...
Aku merindumu.
........


hati ini merasa kehilangan
akan sesosok kepribadian
yang begitu lembut

yang menemani dalam kesendirian
yang menghangatkan dikala hati membeku
hari-hari dalam kebersamaan
mungkinkah hanya tinggal kenangan belaka

canda tawa bersamamu
kini hanya penantian
tutur sapa dengan dirimu
kini hanyalah impian semata

jauh tatapan untuk bertemu
jauh kata untuk menyapa
walau jarak membentang menghalangi
namun hati menanti hadirnya dirimu
.......

aku mencarimu
dalam heningnya malam
dalam pekatnya pikiran
aku menunggumu
diantara berjuta kebimbangan
diantara selusin kebohongan
mengapa tak jua kau datang?
padahal tkah lelah aku bertahan
akan kembalikah kau?
.......

semilir angin getar amarah
gelora renjana teramat sangat
inilah rasa…,
dalam pacu-pacu waktu yang tak tertahankan
kekasih….., aku rindu padamu
........

Hujan hanyalah badai
bagi sajak dan puisi di pasir
Rintiknya kan menghapus makna
Derasnya mmusnahkan dahaga
Wahai yg kupuja
Jangan titipkan rindumu pada bunga atau pepohonan yang rapuh
Karena suatu saat daun-daunnya akan gugur, dan
Harumnya akan hilang begitu saja

Wahaiyang kupuja
janganlah kau titipkan rindumu
pada air yang mengalir deras di muara samudera
karena rindu itu tak kan sampai ke tepianku, tempatku menunggu
Ia malah akan lebih jauh dari telaga hatiku
Menuju lautan yang berhamparan batu-batu salju
Hingga rindu itu akan terus membeku
Tiada pernah luluh
........


Hujan itu bentuk pelepasan rindu langit pada bumi...
Langit cinta bumi,
Maka ia mengirimkan hujan untuk merengkuh bumi.
Dan kamu,
adalah hujan yang dikirimkan langit untukku. . .

.......

Telah kubisikkan pada angin kata cinta
Cinta suci nan tulus
Telah kutuliskan pada langit namamu

Biar kuukir namaku di bumi
Bukti kesetiaanku
Menantimu hingga aku tiada…


........

Kusedia hatiku
tuk kau lumuro dengan rindu
kusedia air mataku
tuk membagi laramu di tapakku
kusedia waktuku,
tuk menunggu segenggam rindu
yang kau utus dari pangkuan jiwamu
tenanglah wahai memes
karena tlah kujatuhkan sebuih
rasa ke hatimu yang kan selalu
menghadirkan aku di setiap gumam
dan hirup nafasmu


.........

Baru semalam sepi mengunci diri.
Lalu bulan tertawa dan kirim salam.
Angin berbisik-bisik genit.
Katanya selamat mimpi

........

Andai saja cinta itu bisa dilihat
Andai saja cinta itu bukan sesuatu yang abstrak,
Aku ingin cinta itu seperti hati
Kemanapun akan selalu dibawa pergi.
Hingga kita tak perlu lagi takut kehilangan cinta…

.......

Andai waktu tiba menjemputku, aku
berharap satu di akhir
hidupku.
Aku masih bisa melihat senyummu.
Tertawa pada pejaman mataku.

Andai waktu tak ingin lagi bersamaku
Aku hanya minta padamu
peluklah aku erat-erat dalam dekapanmu
Sampai aku berkata,
selamat tinggal kasihku...

Andai aku tak lagi mampu berdiri
tak mampu melihat dan menangis
dan tak mampu berkata cinta lagi
Kuharap kau masih mau membimbingku
Tuk katakan padamu
bahwa aku masih mencintaimu
Hanya mencintaimu!

.......

Ada rindu kehujanan..
Bukan pada padang ilalang,
tapi pada tabuh batu-batu..
Pada biru [yang] tak lagi biru..
Merata,
membaur bising sungai air mata.

Rindu menahan laju cepat kejora.
Kinar menari-nari di atas pelangi menertawai.

Ah, seharusnya kamu paham,
rindu kehujanan karena menunggumu
.......


Adalah hatiku,
yang menatapmu jauh dari kedalaman jendela tanpa ragu.
Adalah aku,
yang menunggu kapan patah itu berlalu
Dan rinduku...
Kenapa hanya memanggil namamu

.......

Terbaik yang kutemui
Terindah yang kudapati
Terdalam yang kurasakan
Terperi yang kuselami
Ada padamu semua yang kuingkari
Tapi kurindui
Kucintai
dan Kunanti
Sampai mati...
........

Tuhan memberikan rasa cinta dalam diriku
dan aku memberikannya kepadamu
Tolong jangan berikan pada orang lain
Embunku,
Jika mencintaimu satu kesalahan
biarlah aku bersalah