Minggu, 22 Mei 2011

Sayonara my lopeee


Saat itu senja tiba
Langit nampak murung
tak kuasa melihat cahaya senja lepas
ke kegelapan malam

hatiku pun murung seperti langit

Saat dimana kita tak kan bisa bersatu
untuk selamanya
karena hari ini hari terakhir kita

Esok adalah hari yang lain

Ku tak mau meninggalkanmu
seperti cahaya senja yang akan lenyap
ketika malam tiba

Namun apa daya

dan  mungkin untuk kita bersatu lagi

senja mengantar perpisahan kita

selamat tinggal kekasihku
Esok kita mulai cerita kita yang baru

jangan pernah lupa

Akan semua cerita
yang telah kita buat berdua
sampai senja ini hilang

Gundah mendalam

Telah lama kurasakan
Gundah dalam hatiku
Dirimu tak  mencintaiku
Aku tak kuasa
Karena kau tau
Ku sangat menyayangimu

Jujur ketika ku sedang bersamamu

Hatiku nyaman hatiku tentram
Kau bawa kesejukan
Kau alirkan air cinta dihatiku
Hingga basahi seluruh hatiku yang gersang
Namun ku tak kuasa
Karena dirimu tak ingin mencintaiku
Hatimu menolakkuu?

Ku tak mengerti mengapa

Ku selalu bertanya kenapa
Pada hatimu yang menolakku

Apapun yang akan terjadi esok hari

Harapanku hanya ini
Kuingin hatiku hanya untukmu
Kuingin mencintaimu sampai hayatku
Walau ku tak pernah tau
Kapan hatimu bisa menerimaku

Jeritan hati

Jeritan hati yang kian berseru
Membuat hati menjerit tak tertahankan
dari semua kebohongan-kebohongan belaka
yang selalu mengelilingiku

Entah sampai kapan aku bisa bertahan ?

Tuk tetap memegang teguh kepercayaan
dari sebuah kebohongan

Walaupun ku tahu itu adalah kebohongan

Aku tetap mencoba tuk percaya
Tapi setiap aku tahu kebenarannya
Hatiku semakin terluka,hancur lembur
yang tersisa hanyalah abu
Dan ku tetap mempertahankan abu itu
Sampai tak tersisa sedikitpun

Sabtu, 21 Mei 2011

Ohh .. mawar muda

Jika aku menunggu mekarmu penuh
Akankah harummu mampu kurengkuh
Di sini --menanti, kuncupmu tumbuh
Sembari cemas ini tak jua mau luruh

Di bawah semburat putihmu nan teduh
Anganku mengembara mengkhayal jauh
Sepucuk kata terkulum, akankah jatuh
Di antara desah resah penuh kisruh

O mawar muda nan ayu bersahaja
Dalam panas mentari, elokmu menebarkan makna
Menepiskan duka, menghantarkan bahagia
Menarik segenap alam tuk hening memuja

Bagai bidadari, kau mewujud dalam kembang
Mengalirkan manis madu pada sejuta kumbang
Meski badai bertiup, kau tetap tegak tak tumbang
Ketegaranmu seakan mengapus ragu dan bimbang

Di penghujung musim berselimutkan mega,
Bermain-main engkau dengan angin kelana
Dan sang bayu terus saja nakal nekat menggoda
Malu-malu memuji indahmu, angin berkata

Sepoi-sepoi bercanda di antara kelopak lentik
Semilirnya menitipkan embun sepercik
Sebagai sajak rayuan yang lembut menggelitik
Padamu, mawar muda, O yang teramat cantik

Namun musim ini mesti segera berganti
Mengikuti kemana bintang gemintang menunjuk tinggi
Sang angin pergi, berjanji dalam diam tuk kembali
Meski masa depan tak memberi jawaban pasti

Jauh di sini, aku terus menorehkan rindu
Tentang sekuntum mawar di bawah langit biru
Dan aku hanya bisa menerawang membisu
Sebab waktu tak sedang berpihak padaku

Di suatu masa, saat aku kembali datang
Masihkah kau di sana, di hamparan padang
Tak terpetik, hidup bebas dengan riang
Menghirup cucuran hujan bersama ilalang

Dan jikalau akhirnya takdir kemudian mengijinkan
Kuundang kau ke tanahku di sebrang lautan
Kugenggam benihmu, kubawa pulang dalam hembusan
Kutanam, dan selamanya kurawat di tengah taman

Kamis, 19 Mei 2011

Mimpi .. Waktu..

satu kisah telah hadir menggantikan kenangan akan suatu kerinduan
satu kekosongan telah terisi oleh kerinduan akan suatu jawaban

waktu yang hadir,waktu yang pergi dan waktu yang akan kembali lagi seakan
menjadikan hidup ini laksana sinar mentari
hadir saat pagi menjelang 
ada saat siang memancang
indah dikala senja
dan tenggelam saat malam memanggil


setetes embun di rona wajahmu
menampilkan indahnya sinar sang rembulan
kicauan burung menyanyikan suara ketenangan
walau berujung akan suatu pertanyaan

untaian kata yang terikat masa
menanti hening di kala senja
dan menanti peristirahatan saat beranjak tua

waktu adalah teman
waktu adalah musuh
ia juga adalah jawaban
ia juga adalah pertanyaan

Tiga kata


Tak Pernah Terungkap
Sebuah Misteri Dari Dirimu..
Kenyatan Begitu Jauh Dari Apa Yang Sebenarnya
Tak Begitu Jelas Dalam Pikiranmu
Apa Yang Ada Dalam Hatimu
Dari Sikap Smuanya Jelas
Dari Perbuatanmu Apalagi
Tapi Kenapa Semuanya Begitu Tak Nyata Dihatimu
Pengorbanan Yang Ku Berikan
Tak Begitu Melekat Dihatimu
Semua Hancur Sudah
Bersama Hilangnya Sebuah
Harapan Menggapai Mimpi..

Selasa, 17 Mei 2011

Jeritan hati


Serupa bunga yang tak pernah mekar
mataku tersilap kilau indahmu
Hadirkan kelam diwaktu senggangku
Bingkai ilusi dalam benakku
Tentang hangatnya dalam dekapmu
bayangkan indahnya disisimu
Aku seperti bayangmu
dekat namun tak terlihat
kunikmati semua indahmu
bagai senandung yang terucap lirih
karena aku tak pernah ada
tampakpun mungkin tidak
Acuhmu patahkan inginku
jeritku tak pernah terdengar
meskipun jiwa berontak
apa bedanya bagimu ?
Karena aku tak pernah mampu ucapkan apa - apa
Mungkin cukuplah dirimu
kudekap erat dalam mimpiku

Pulang sepi


Sendirian di menara kosong tak bertuan
Oh, siapalah datang sini temani aku
Agar jangan api unggun ini kunikmati sendirian, dan habis kehangatan ini kunikmati
Sejauh apa tempatku, mengapa tidak ada yang menjangkau
Hitam dan kelam danau di sini, bayang-bayang lumut yang dipantulkannya saja
Tinggi menjulang tempatku, dekat bukit indah kalau kubuka jendela
Tapi hanya angin dingin yang mampir, hanya udara kosong lepek yang mengusik
Aku hampir tak berpuas diri, segala yang kucoba tidak memenuhi keinginan hati
Kepada siapa aku kembali, mungkin aku yang bersembunyi
Cuba kutengok sekilas setapak di depan, cuba kudengar bisikan samar di depan pintu yang terketuk
Siapa tahu hatiku yang berkabut, dipusingkan suara dunia tak berguna

Untuk abadi akankah kekal

untuk yang abadi, apakah akan kekal ?
tiada selama hujan itu masih membawa gerimis
embun masih meneteskan di dedaunan rerumputan
dan masih akan membawa karam ;
jiwa telah tenggelam, hanyut tertealan
bila yang hilang adalah yang kekal
tak abadi sekian waktu mengikis
di persembunyian terang maupun gelap
dalam ruang pengap harapan berlabuh
untuk langkah dahulu yang semakin terhapus
antara yang abadi dan yang hilang
singgasanaku di dasar perhentian rintih
rapuh persendian luluh jiwa memecah
tak ada yang akan mmapu, yang bisa
mengurai laraku
untuk yang abadi atau yang hilang
cintamu yang hilang akan abadi untukku, kekal

Saat rasa menyapa

Jika cinta tlah menyapa
Hati ini serasa tak berdaya
Seorang raja kan luluh menjadi hina

Jika cinta tlah datang

Kan mengusik hati yang tenang
Hidup kan jadi bimbang

Jika cinta sekedar kata

Pastilah kita kan binasa
Karna cinta adalah pengorbanan
Tak hanya sekedar ucapan

5 Februari cerita cinta

Meski sejenak bertemu, aku bahagia bisa kembali melihatmu
Di batas-batas kerinduan dan kehampaan tak terasa airmata menetes di pipiku
Hati yang mati suri, tiba-tiba terjaga dan berkata bahwa sesungguhnya rasa masih ada
Baru kumengerti bahwa rasa tak pernah pergi dan sepertinya takkan terganti
Sekeras apapun kumencoba,
selemah apapun daya tuk mengingatnya
Hati miliki pilihannya sendiri yang tak bisa diatur oleh akal
Kukira aku sudah berhenti berharap di sekian waktu yang lalu
Kukira aku tak punya lagi hasrat untuk bertemu
Kukira… aku takkan lagi melihatmu seindah seperti dulu
Hingga kemarin aku tahu bahwa segalanya tak ada yang berubah
Hanya setumpuk perkiraanku saja yang salah

Minggu, 15 Mei 2011

Sepi itu tak berjudul



Aku tidak ingin terjatuh dalam kesepian, lebih baik aku bungkam mulut ini dan memutuskan tidak bersuara daripada sepi. Setiap sisi hidupku ingin ku pasangi bohlam yang paling terang, agar setiap tepian hidupku terang. Dan biarlah ditengah hanya samar, ditempat aku berada.
Biarlah aku berhenti tersenyum, selama itu pula aku mendapat senyuman. Dan aku pun tidak berguna untuk tersenyum atau membuat senyuman. Sesuatu yang indah dari hidupku biarlah ada di tepian. Dan aku tetap akan samar ditengah tempat aku terlelap.
Yang aku butuhkan bukan disini tepat di jantungku. Aku butuh darah di seluruh tubuhku maka aku jauh dari sekarat, akupun jauh dari liang lahat. Jantung ini apalah, hanya tempat kalian singgahi. Dan yang ku mau bukan yang disinggahi……...yang menyinggahi...

Prabicara

Jauh sebelum orang tua kita,pernah hidup pada zaman prabicara, ketika zaman berbahasa bukan dengan kata-kata
Kita sama sekali tidak pernah berucap cinta
Bahkan untuk mengatakan "aku cinta kamu."

Kau tau?

Aku lebih suka hidup di zaman itu.
Orang-orang menganggap cinta bukan hanya omong kosong semata
Mereka tak sembarangan mempertuankan cinta

Tidak seperti zaman di mana aku tersesat sekarang

Mereka tidak hanya berucap cinta bahkan berbual cinta!

Aku ingin kembali ke sana.

Ingin rasanya aku menyatakan cinta kepadamu sekali lagi
dan sekali lagi
Bukan lewat bicara, bukan melalui bibir ini.
Melainkan dari getaran hati.
Getaran hati yang kukirimkan lewat nada-nada indah pada hangat malammu ketika kau terlelap
Karena begitulah cara orang-orang zaman prabicara menyatakan cintanya

Aku merasakan

Aku merasakannya kemarin,
Saat aku harus berada 4 jam di taman anggrek

Aku merasakannya kemarin,

Saat kesendirian bercumbu dengan ketakutan,

Aku merasakannya kemarin, sekarang, dan esok.

Dan akan terus kurasakan saat sepi melanda,
Saat aku harus berhenti memeluknya,

Aku merasakannya

Ketika hidupku tanpamu

Sepi itu tak berjudul


Aku tidak ingin terjatuh dalam kesepian, lebih baik aku bungkam mulut ini dan memutuskan tidak bersuara daripada sepi. Setiap sisi hidupku ingin ku pasangi bohlam yang paling terang, agar setiap tepian hidupku terang. Dan biarlah ditengah hanya samar, ditempat aku berada.
Biarlah aku berhenti tersenyum, selama itu pula aku mendapat senyuman. Dan aku pun tidak berguna untuk tersenyum atau membuat senyuman. Sesuatu yang indah dari hidupku biarlah ada di tepian. Dan aku tetap akan samar ditengah tempat aku terlelap.
Yang aku butuhkan bukan disini tepat di jantungku. Aku butuh darah di seluruh tubuhku maka aku jauh dari sekarat, akupun jauh dari liang lahat. Jantung ini apalah, hanya tempat kalian singgahi. Dan yang ku mau bukan yang disinggahi……...yang menyinggahi...

Serpihan hati

Biarkan aku terpasung dalam sarang cintaku
menikmati serpihan hati yang tersisa
dari pada mati
biarkan aku disini
semua akan ku selesaikan
dengan serpihan hati ini
kau akan datang membawa serpihan hati ini
karena serpihan hati
ini milikmu juga
ku tunggu kau
di serpihan hatiku

Tanpa judul V

Ku tanam Mawar di tanah gersang
Layu, kering nan mati

Ku tanam Mawar di tanah subur

Berbunga berseri nan mekar
                  Ku persembahkan hatiku padamu yang tak menyinta
                  Patah hati nan retak
                 Ku persembahkan hatiku kepadamu yang menyinta
                Jatuh hati nan bahagia

Sabtu, 14 Mei 2011

Tanpa judul IV

Seperti teringat pada janji lama
Aku telah memiliih
Detak jantung berirama

Sinar bulan februari yang renta
Juga membentuk dirimu
Menyiram kerinduan di mataku


Waktu  bulan mulai membayang
Masih ada ruang
Yang pernah dilukisi hujan

Sinar tipis malam ketigapuluh
Membiasi punggung gemawan
Ada selembar rindu yang tersisa
Karena angin telah mengeringkan airmata

Malam itu
Lewat sama-samar keteduhan purnama
Aku masih bisa melihat ke dalam mata cinta


Sebelum pergi
Kau sempat menoleh padaku
Aku ingin menangis sebenarnya
Karena nanti embun akan menguap
Tapi aku lupa
Bahwa sudah tak ada airmata
Kubiarkan jejakmu mengering
Karena takkan pernah ada hujan
Yang membawa lumpur ke depaan kamarmu

Tanpa judul III


atas nama kau yang kurindu
biarkan cintaku menggurat lazuardi
nafasMu kau coretkan di lengkung lengkung
asmaraku
meski musykil
tapi nyata
waktu
dan aku bercumbu dalam hayal  misteri
di nafasmu ada kesejukkan hakiki
yang
saling
berpacu dan
terpacu
atas namamu yang dekat sekali
bagai detak dan detik bagai jerit dan derit
bagai rasa dan kuasa
biarkan ku menghimpun titik nadir cintamu
sebelum bulan memenjara
percintaan
ini
dalam ajang sepiku engkaulah samuderaku maha luas
yang membenamkan noktah noktah
di
dasarmu

Tanpa judul II

ketika malam, merenung ku memungut serpih serpih
mimpi tentang ; perahu yang luka , sajak sajak yang liar, huma yang terlantar
dan seribu jarum yang menghunjam di kepala
dengan lembut kubelai rambutnya, sambil membisikan kata
kekasih, inilah kota yang menghimpit kecemasan ku
tebing tebing kaca Jakarta yang kian menjulang
malam adalah jantung ombak di lautan yang berdebar di lautan
yang tak sepi dari rahasia dan kegelisahan
yang tak bosan membanting kuntum demi kuntum kehidupan
maka janganlah berhenti dalam suatu
meski pelabuhan sepi
tiba tiba
lelakiku, remajaku
berlayarlah dengan tegar
sebelum langit memijar
sebelum laut menggelegar

Tanpa judul


Selalu kuingin selamanya bersamamu   
aku akan selalu tegar tak gentar terbakar yang
tak takut ditelan badai digempur guntur menggelegar
tak takut ditelan zaman yang buas ganas beringas
meski terlindas di tengah panas
kau tetap perempuanku  
kuingin selalu mengingatmu  perempuanku
yang selalu tersenyum bahagia

Kamis, 12 Mei 2011

Tak ada judul

Aku masih bisa mendengar
Teriakan dari ingatan yang terbuang
Rintihan dari perasaan yang tersingkirkan
Tawa dari kenangan yang tak terlupakan
Aku masih bisa mendenagr
Setiap langkah dari impian2 yang maya
Mengalir begitu saja dalam jalur yang tak tersentuh
Mengikis jalan yang mulai kering dari air mata
Aku masih bisa mendengar
Rasa iba dari seorang miskin itu
Yang tak pernah bisa memberi
Namun ingin selalu berbagi
Kesedihannya dalam tawa
Aku masih bisa mendengar
Harapan yang kian kosong
Memintaku mejauh dari api yang sangat sejuk itu
Dari air yang sangat panas
Dari cerita yang tak ada ujungnya
Aku masih dapat mendengar
Keraguan mengucapkan mimpi
Ketegaran menyiapkan hati
Ketegasan menyampaikan arti

Minggu, 08 Mei 2011

" Ungkapan Tuhan " H ati wanita

"Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan "
"Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya "
"Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh "
"Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya "
"Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya "
"Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu "
"Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan.
Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan."
"Kau tahu:
Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, sosok yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya."
"Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya - tempat dimana cinta itu ada."

Tentang hati


Hati itu bisa menjadi sangat keras. Ketika kearoganan telah merajainya.

Hati itu bisa menjadi sangat hitam dan pekat. Ketika kemaksiatan telah menutupinya.

Hati itu bisa menjadi sangat lemah. Ketika kemalasan telah membelenggunya.

Hati itu bisa menjadi sangat rapuh. Ketika kesedihan telah memenuhi setiap sudut ruangnya.

Hati itu bisa menjadi sangat hancur. Ketika yang terjadi tidak sesuai yang diinginkannya.

Lalu… ia akan semakin menjadi terpuruk dan binasa…

Minggu melow

Ku tanya diriku, yang selalu memikirkanmu.
Hari ini hujan, cocok deh sama suasana hari minggu  yang selalu kurindukan, bahwa hujan selalu memberikan rasa yang tidak ku duga, melankolis yang tiba-tiba. Tapi tenang saja, di sini ada lagu pop dan lagu rock yang bisa membantainya.
Angin-angin, aku berharap sih membawanya kepadamu…di ujung Jakarta.
Sekali saja… untuk membuatku lega melepas semuanya.

SEPI

Malam tadi sepi…begitu sepi, hanya suara lolong anjing terdengar dikejauhan diirngi gerimis. Aku sedari tadi mengurung diri dalam kamar,selonjoran di lantai sambil menatap monitor mencari-cari sesuatu. Tapi entah apa yang dicari, hatiku sepertinya lagi tak ingin bernaung dalam tubuhnya…dia melayang entah kemana.
Alunan laskar pelagi mengiringi malam panjangku kali ini, hanya sebagai pelengkap biar orang tak mengira kamar ini tanpa penghuni.
Lelah mencari kuhempaskan tubuh ini di ranjang, bingung akan apa yang ada dalam pikiran. Aku takut….sungguh sangat takut….
Tuhan,…jika aku takut kehilangan adalah wajar karena karunia Mu begitu indah, aku tak ingin melepasnya. Tapi kalau Kau ingin aku pergi meninggalkan semua, aku ikhlas.

Jumat, 06 Mei 2011

Papesthen( Takdir) Tuhan

hari esok tak ada yang tahu
karena masih rahasia Tuhan
hari ini kau berpikir tidak
mungkin nanti bisa berubah
kalau memang tidak bisa berubah
mungkin itu sudah ditakdirkan Tuhan

namun sampai kapanpun aku akan brusaha meyakinkanmu
tidak ada salahnya berusaha
karena yang aku dengar jika berusaha dengan sungguh-sungguh
Tuhan pun akan mengabulkan kesungguhan kita

Minggu, 01 Mei 2011

Sedihku tangisku bukan sedihmu dan tangismu


Sudah sejak lama aku berhenti menangis
Bahkan saat ini aku tidak lagi punya hati
Tak pernah ku sesali yang terjadi padaku
Tak pernah ku tersentuh oleh iba dan kasihan
Aku adalah batu karang yang tegar
Selalu berbuat yang terbaik hingga tak pernah menyesal
Selalu berpikir dengan logika hingga tak pernah iba
Bagiku membantu orang sekuat tenaga lebih baik dari sekedar kasihan
Sayang, hari ini kau harus melihatku dalam sakit yang sangat
Apotik tidak menjual untuk sakitku
Karena obatnya ada padamu
Aku selalu bersyukur atas semua yang diberikan oleh Tuhan ku
Aku juga sangat senang ketika aku diberi sakit yg rasanya skit sekali
Aku berharap itu adalah pembersih dari dosa-dosaku
Dan aku berharap setelah bersih,aku segera menemukanmu

Aku ini terlalu bersyukur atas apa pun
Rasa bahagia hatiku ini tak terhingga besarnya



Sebait doa untuk asmaraku

Wahai Engkau Yang Maha Penyayang...

Pasrahkanlah aku dgn takdirmu

Sesungguhnya apa yg tlah engkau tetapkan

Adalah yg terbaik buatku

Karena Engkau Maha Mengetahui

Segala yg terbaik buat hambamu


Wahai Engkau Yang Maha Mendengar...

Dengarkanlah rintihan hati yg lemah ini

Cukuplah Engkau saja

Yang menjadi pemeliharaku

Bimbinglah aku di setiap langkahku

Asmara terpendam

Ingin ku paparkan bahwa aku tulus mencintaimu
Hanya engkaulah tempat berbagiku
Di saat angin berhenti berhembus

Gerimis hujan di malam yang dingin
Ada duka setapa mencabik hatiku
Kini sukmaku keluar jauh
Tuk mencari cinta tulus

Engkau menyejukkan jiwaku
Engkau bagaikan cahaya
Yang menyinari suramnya hatiku
Engkau bagaikan bunga mekar di pagi hari
Kumbang–kumbang di sekelilingmu tuk menghirup madu cintamu



Adakah perasaan yang engkau rasakan
Sama dengan yang ku rasakan
Tuangkanlah cawan cintamu kepadaku
Tuk pengobat rinduku kepadamu
Sehingga kelopak cintaku bersemi

Ku ingin jadi salah satu dalam hidupmu
Walau di tepian hatimu
Sebagai pilar penyangga batin

Timbul dalam benakku
Layakkah aku mencintai orang sepertimu
Perbedaan di antara kita cukup jauh
Itulah diriku yang sebenarnya

Ku ungkapkan pada dirimu yang seutuhnya
Dari lubuk hatiku yang paling dalam...