Wahai kabut,
nafas putih yang
Belum berujud, aku padamu,
Belum berujud, aku padamu,
wahai nafas putih tanpa suara
Sepatah kata yang belum terungkap
Juga degup jantungmu
Sebersit hasrat yang bergetar tanpa tujuan
Sebagaimana pula hatimu
Sebagaimana pula pikiranmu
Wahai kabut
Sepatah kata yang belum terungkap
Juga degup jantungmu
Sebersit hasrat yang bergetar tanpa tujuan
Sebagaimana pula hatimu
Sebagaimana pula pikiranmu
Wahai kabut
Tangan ini masih menggenggam benih hijau amanatmu untuk ditebarkan
Dan di bibirku terjalin lagu pesanmu agar kunyanyikan
Namun kembaliku tanpa buah tanpa membawa kumandang lagu
Karena tangan ini buta dan bibir kelu
Wahai kabut
Dan di bibirku terjalin lagu pesanmu agar kunyanyikan
Namun kembaliku tanpa buah tanpa membawa kumandang lagu
Karena tangan ini buta dan bibir kelu
Wahai kabut
betapa cintaku kepadamu
dan
apa kau pun mengasihiku
Sebab segenap senyumku tersungging pula pada bibirmu dan seluruh airmata menggenangi pula mataku.