Senin, 11 April 2011

Dengan mencintaimu, kau mengajariku segalanya

 Mungkin Apabila hati terikat dengan Allah, kembalilah wanita dengan asal fitrah kejadiannya, menyejukkan hati dan menjadi perhiasan kepada dunia –Memang dia dengan sifat sopan dan malu, anak yang taat kepada Allah dan tentunya kepada mamak bapaknya.
 Alangkah indahnya jika dia bisa menjadi perhiasan dunia seperti yang dikatakan orang-orang kuno itu bahwa “wanita adalah perhiasan dunia “. Ku bulatkan tekad di hatiku “ menjadikan dia wanita idamanku di semua alam. Alhamdulillah, kesyukuran aku panjatkan ke hadirat Ilahi atas nikmat yang dikurniakan kepadaku.
Meski banyak cobaan yang harus aku jalani..tak mengapa alhamdulillah dia menepati ciri-ciri seorang muslim yang baik. Aku berazam insya Allah untuk menjadi muslim yg baik karena Allah melalui dia..karena dia perempuan pertama dalam hidupku yang selalu mengingatkan untuk beribadah.

Inilah kali pertama aku mendengar ucapan “Mas” dari bibirnya.
Dan itulah juga pertama kali dia membahasakan diriku ini sebagai ‘buah hati’ nya (mungkin). Aku sungguh senang mendengar ucapan itu. Perlahan-lahan ku dongakkan wajahku dan aku memberanikan diri menatap pandangan matanya.
Betapa murninya sinaran yang terpancar dari matanya, betapa indahnya senyumannya,tatapanya penuh arti dan betapa bermaknanya renungannya itu. Aku tenggelam dalam renungannya,meski aku membahasakanya dengan “NGELAMUN”
“Ha’ah dah maghrib.ngga sholat maghrib “kata ku?” Dia tersenyum lagi. Senyum yang menggugah hati  karena kewanitaanya..tapi kata dia nanti saja.
Akhhh, Alangkah beruntungnya aku jika memilikinya.
 Aku ingin dia tahu betapa dalam kasih ini hanya untuknya. Dan aku dapat merasai tangannya yang lembut itu.
Hari-hari yang mendatang aku lalui dengan penuh kesyukuran, meski dia menjauh,bahkan meninggalkanku untuk saat ini,aku mencoba untuk menjadi seorang yang penyabar dan tetap menyayanginya. Sebagai lelaki aku tidak dapat lari daripada tangis,karena aku telah menyakitinya.apa lagi bila rindu menyergap,karena dia sudah tak pedulikanku.
Sesekali aku merujuk lewat telepon,tapi tak pernah ada jawaban, Membuatku rasa bersalah.wajar jika dia sambut kepulanganku dengan cuka dan tanpa kepedulian.
Memang aku ingin dia menjadi perhiasan yang menyejukkan hati. Ku ingin melihat senyum,tawa itu kembali.
Aku memang tak pandai mengambil hati. Aku semakin sayang padanya. Nampaknya hatiku masih belum sepenuhnya terikat dengan Allah. Lantaran itulah aku masih belum mampu menyerahkan seluruh kasih sayang.
 Aku ingin segala yang menyenangkan buat dia
,Tuturku ku lapis dengan sebaik mungkin agar tidak tercalar hatinya dengan perkataanku.
Maaf bila, aku mengalirkan air matamu. lantaran aku terlalu penat,karena tak ada tempat untuk berbagi.
“Mas.” Adalah Ungkapan dan itu tidak lekang dari bibirnya. Membuatkan aku terasa benar-benar dihargai.
Kehidupan yang ku lalui waktu kemarin benar-benar bermakna.
Tapi….hatiku… hanya Allah yang tahu betapa azab dan pedih hati ini.
Orangnya aku kenali baik budi pekerti, sopan tingkah laku, indah tutur kata dan ayu paras rupa. Tidak ku sangka,tak menerima penyesalan yang dalam ini” nada suaraku mulai bergetar. Aku cuba menahan air mataku daripada gugur “. Aku menatap wajah dalam foto yang ku cetak dari fesbuk sedalam-dalamnya. Aku cuba mencari masih adakah rasanya untukku.
Aku mengasihinya sepenuh hatiku. Kasih sayangku padanya tidak pernah pudar.
Sesungguhnya aku tidak menolak hukum Tuhan,mungkin karena kesalahanku terdahulu. Aku tahu dia berhak…
Malam tidurku berendam air mata. Dalam kesayuan, aku sesekali memandang wajah foto foto itu lagi.
Sesekali terdetik dalam hatiku, apa dia mampu melelapkan mata semudah itu setelah hatiku ini tak digubrisnya dengan sembilu.
Tidak fahamkah dia derita hati ini?Alangkah peritnya menahan kepedihan ini. Alangkah pedihnya!
Selama sebulan, aku menggila. Bukan aku sengaja tetapi aku tidak mampu membohongi hatiku sendiri. Tugasku sebagai tukang Koran  berantakan hingga termutasi di daerah antah berantah ini, Aku melaksanakan pekerjaan  tidak sepenuh hati.
Oh Tuhan…..ampuni aku. Aku sayang dia, tapi aku terluka dengan kebisuanya.
Tak ada yang aku ragukan,karena telah teryakinkan.. Pasti ada hikmah Allah yang tersembunyi di sebalik ujian yang Dia turunkan buatku ini. Aku berasa amat serba-salah berada dalam keadaan demikian.pekerjaan dan rasaku.
Aku rindukan suasana yang dulu. Riang sendau bergurau dengan dirimu,meski lewat mesenjer. Kini, aku tak terhibur oleh apapun.
tak berubah sayangku padanya.
“Oh Tuhan…berilah aku petunjukMu.” Dalam kegelapan malam, aku bangkit sujud menyembahNya, mohon petunjuk dariNya. Aku mengkoreksi kembali matlamat hidupku.
Untuk apa segala pengorbananku selama ini hanya untuknya. Untuk mengejar cintanya dan mengejar redhaMu Allah.
Ya Allah, seandainya ujian ini Engkau timpakan ke atas ku untuk menguji keimananku, aku rela Ya Allah. Aku rela.
Aku mengejar cintaMu dan cinta anak manusia,untuk kelangsungan hidupku. Cinta manusia  mungkin hanya pemangkin. Bukankah aku telah berazam, aku inginkan segala yang menyenangkan buat dia?
Dengan hati yang tercalar segaris luka. Dan, demi untuk mendidik hati ini, aku sendiri yang menyampaikan hasrat diriku  yang hanya untuknya.
 Aku tak perlu masa untuk mengobat luka ini. Dan inilah satu caranya. Ibarat menyapu ubat luka. Pedih,dan cepat sembuhnya..tetapkan rasaku di segala alam dan jaman.
Aku mengumpul kekuatan untuk menjemputmu datang kembali ke rumahku hatiku. “berkaca-kaca.
Aku juga tidak mampu menahan sesak lagi. Air mataku terhambur jua,Hati lelaki manapun bisa menangis..bukan berarti cengeng.
Memang aku tidak dapat menafikan, adakalanya aku digigit rindu,apabila Rindu itu menyergap, aku obati dengan zikrullah. Aku gunakan kesempatan ketiadaannya dengan menghabiskan masa bersama Kekasih Yang Agung. Aku habiskan masaku dengan mengalunkan ayat-ayatNya sebanyak mungkin. Sedikit demi sedikit kesedihan yang ku alami mula pudar. Ia diganti dengan rasa ketenangan. Aku tenang beribadat kepadaNya. Terasa diriku ini lebih hampir dengan Maha Pencipta.
Sungguh bukan mudah aku melalui semuanya itu. Saban hari aku berperang dengan perasaan. Perasaan sayang, luka, marah, geram, cemburu semuanya bercampur aduk. Jiwaku sentiasa berperang antara kewarasan akal dan emosi. Pedih hatiku hanya Tuhan yang tahu. KepadaNyalah aku mohon kekuatan untuk menempuhi segala kepedihan itu. KepadaNyalah aku pinta kerahmatan dan kasih sayang, semoga keresahan hati ini kan berkurangan.
Namun, jika aku punya pilihan, pastinya aku memilihmu Kerana dia sesungguhnya rasaku. Perlukan ketabahan dan kesabaran. Walau bagaimanapun, aku amat bersyukur meski tidak bahagia disini Dan aku juga bersyukur kerana menjadi insan terpilih untuk menerima ujian ini.


Biar kuncupnya mekar jadi bunga

Rasa itu bunga; bunga yang tumbuh mekar dalam taman hati kita. Taman itu adalah kebenaran.
Apa yang dengan kuat menumbuhkan, mengembangkan dan memekarkan bunga; Air dan matahari adalah kebaikan. Air memberinya kesejukan dan ketenangan, tapi matahari memberinya gelora kehidupan. Rasa,dengan begitu, merupakan dinamika yang bergulir secara sadar diatas latar wadah perasaan kita.

Maka begitulah aku berusaha mencintai; menyejukkan, menenangkan, namun jua menggelorakan. Dan semua makna itu terangkum dalam kata ini; menghidupkan....


Bila aku ingin mencintai dengan kuat, maka aku harus mampu memperhatikan dengan baik, menerima apa adanya dengan tulus, lalu berusaha mengembangkannya semaksimal mungkin, kemudian merawat dan menjaganya dengan sabar. Itulah rangkaian kerja besar para pencinta; pengenalan, penerimaan, pengembangan dan perawatan.

mungkin aku belum mengenal sang embun hati dengan baik Apakah aku sudah mengetahui dengan baik titik kekuatan dan kelemahannya? Apakah kecenderungan-kacenderungannya ? Apakah aku mengenal pola-pola ungkapannya; melalui pemaknaan khusus dalam penggunaan kata, melalui isyarat rona wajahnya, melalui tatapannya, melalui sudut matanya?

Apakah aku dapat merasakan getaran jiwanya, saat ia suka dan saat ia benci, saat ia takut dan begitu membutuhkan perlindungan? Apakah aku dapat melihat gelombang mimpi-mimpinya, harapan-harapannya? Pengenalan yang baik harus disertai dengan penerimaan yang utuh. aku harus mampu menerimanya apa adanya. Apa yang sering menghambat dalam proses penerimaan total itu adalah pengenalan yang tidak utuh atau obsesi yang berlebihan terhadap fisik..obsesi fisik?tidak karena dia seorang yang sangat biasa,tidak cantik.tapi aku menyukainya sangat.

Dulu aku tidak pernah dapat mencintai seseorang secara kuat dan dalam kecuali jika aku dapat menerimanya apa adanya. Dan ini tidak selalu berarti bahwa aku menyukai kekurangan dan kelemahannya. Ini lebih berarti bahwa kelemahan dan kekurangan itu bukan kondisi akhir kepribadiannya, dan selalu ada peluang untuk berubah dan berkembang. ( MUNGKIN Dengan perasaan itulah seorang ibu melihat bayinya.)

CONTOHNYA..
”Apakah yang ia(Ibu) harap dari bayi kecil itu? Ketika ia merawatnya, menjaganya dan menumbuhkannya, apakah ia yakin bahwa kelak anak itu membalas kebaikan-kebaikannya? Belum tentu atau bahkan Tidak.

Semua yang ada dalam jiwanya adalah keyakinan bahwa bayi ini punya peluang untuk berubah dan berkembang, dan karenanya ia menyimpan harapan besar dalam hatinya bahwa kelak hari-hari juga lah yang akan menjadikan segalanya lebih baik.”

Penerimaan positif itulah yang mengantar kita kepada kerja mencintai selanjutnya; pengembangan. Pada mulanya
Dengan rasakku,aku yang harus menyirami bunga itu dengan air kasihku, membuka semua pintu hati bagimu, agar ia dapat menikmati cahaya matahari yang akan memberinya gelora kehidupan. Hanya dengan kebaikanlah bunga-bunga cinta bersemi, dengan ungkapan AKU CINTA KAMU boleh jadi akan kehilangan makna katika ia dikelilingi perlakuan yang tidak simpatik..(aku menyesal atas kata kataku,bahkan sudah membuatmu menangis)


Dulu aku selalu mengembangan rasaku harus tetap berjalan dalam keseimbangan(tetapi ini lain karena aku suka pada pandangan pertama), dan itu fungsi perawatan dari rasa cinta. Tidak boleh ada perkembangan yang mengganggu posisi dan komunikasi. Itulah sebabnya terkadang aku perlu memotong sejumlah ranting yang sudah kepanjangan agar tetap selalu terlihat serasi dan harmoni..maksudnya ada entah sedikit kemarahan yg harus sedikit diluapkan karena ada perasaan kecewa tadi.(aku menyesal dngn kemarahanku)

Hidup ini adalah simponi yang kita mainkan dengan indah, maka duduklah sejenak bersama ku nanti, tatap mata lamat-lamat, dengarkan suara batinku, getaran nuraniku, dan diam-diam bertanyalah pada diri sendiri APAKAH AKU TELAH MENJADI LEBIH BAIK SEJAK KAU MENJAUH DARI HIDUPNYA,JAWABNYA “ YA,UNTUK KEDEKATAN DNGN ALLAH,KARENA AKU SELALU MENGINGATMU DNGN SHOLAT “ TAPI  “ TIDAK UNTUK  RASAKU,KARENA JAWABNYA  ADA PADA DIRIMU “mungkin suatu saat aku akan mengucapkan puisi Iqbal  gurunya sepiritualku di banjarmasin:
DAN... NAFAS CINTAKU..... MENIUP KUNCUPNYA..... MAKA ... IA MEKAR JADI BUNGA …