Selasa, 12 April 2011

Ruhku pun ikut bicara

Wahai diri, apakah yang telah menghalangi dirimu untuk mendengarkan bisikan lirihku di setiap hela nafasmu? jiwamu sungguh sulit tuk kugenggam, hatimu sungguh kaku tuk kuluruskan, pikiranmu sungguh jauh tuk ku raih. Baik akan ku katakan kepadamu, sesungguhnya ruh memiliki hak atas jiwa, jiwa memiliki hak atas diri, diri memiliki hak atas hati, hati memiliki hak atas pikiran, pikiran memiliki hak atas jasad mu.
Ruhku terdiam meninggalkan semerbak seribu bunga, meninggalkan hablur cahaya yang berkerlap, meninggalkan angin sejuk yang mengusap lembut seluruh tubuh.
hidup kosong dan jerit hampa
pada seringai dan mimik tawar
pikirmu sudah selesai
padahal jiwa menangis kerap
dan sang kerabat pun tak mau mengerti
sementara hati telah tersibak
hingga saat ini aku masih tergugu terdiam, barangkali hingga akhirnya tiba saat ruhku berkenan berbicara kembali.